cerpen romantis masa lalu
Lovely Mumbay
S
|
“Dari mana saja
sih, Pak?” Tanya Gladis sambil cemberut
“Maaf Non, tadi
saya habis mengantar ayah Non meeting.
Katanya penting banget.” Jawab Pak Kusdi si supir
“Oh… yaudah kalau
gitu, tapi jalannya cepetan ya Pak! soalnya aku sudah capek banget.” Ucap
Gladis
“Baik, Non.” Sahut Pak Kusdi
Sepuluh menit
kemudian mereka sampai di rumah
“Eh Gladis sudah
pulang, capek ya?” Tanya sang Mama penuh perhatian
“Iya Mah, Gladis
capek banget. Oh ya Mah, Ayah meeting
apaan sih? Kok kata Pak Kusdi penting banget?” Tanya Gladis
“Mana Mama tau, tanya
saja sama Ayahmu nanti kalau sudah pulang, sekarang kamu cepetan ganti baju
terus makan!” perintah mamanya
“Baik Mam.” Sahut
Gladis
Tin…tin…tin. Suara
bel mobil yang dikendarai Pak Kusdi telah datang itu berarti ayah Gladis telah
selesai meeting dan tanda pada Mbok
Iyem untuk membukakan pintu gerbang. Dengan bergegas ayah Gladis menuju ke
ruang keluarga dan menemui sang istri yang sedang merangkai bunga.
“Ma…Gladis mana?
Ayah mau bicara.” Tanya ayah Gladis
“Ada di kamar.
Memangnya ada apa Yah? Kok kelihatannya penting?” Tanya sang istri penasaran
“Iya, nanti mama
juga akan tau, tapi panggil Gladis dulu!” perintah ayah Gladis
“Baik Yah, nanti
saya akan suruh Iyem bikin teh untuk Ayah lalu saya akan panggil Gladis.” Ucap
sang istri
Kemudian Mamah
Gladis cepat-cepat ke dapur untuk menyuruh Iyem dan pergi ke kamar Gladis. Lalu
mereka berdua menuruni tangga bersama-sama untuk menuju ke ruang keluarga.
“Ada apa, Yah?”
Tanya Gladis tanpa basa-basi
“Baiklah, Ayah akan
bicara. Hal yang pertama, mulai sekarang Ayah akan ditugaskan di India. Negara
tempat asal Ayah dan kita semua akan pindah ke sana.” Jelas Ayahnya
“India…!” kata
Gladis terkejut
“Iya, lalu yang
kedua, kamu akan ayah jodohkan dengan putra anak teman Ayah yang tinggal di
India. Kami sudah sepakat, tinggal menentukan bulan dan harinya. Dia bernama
Chrisna.” Kata ayah Gladis
“Hah… dijodohkan?
Tapi Gladis masih sekolah, Yah. Bagaimana dengan sekolah Gladia di Bandung?
Gladis kan belum tau orangnya, Yah!” Tanya Gladis beruntun
“Kamu akan Ayah
pindahkan sekolah ke India. Kalau tentang Chrisna kamu tak usah khawatir, Ayah
tidak akan salah memilih dia. Tapi tenang saja Gladis perjodohan itu masih
lama. Kita akan pindah besuk, jadi berkemas-kemaslah sekarang! Kamu setujukan
dengan perjodohan itu?” Tanya Ayahnya
“Iya.” Jawab Gladis
datar karna dia tau bahwa dia tidak dapat memilih. Ayahnya berwatak keras
kepala dan dia harus menuruti keinginan ayahnya sebagai anak yang baik. Ibunya
juga hanya bisa diam dan pasrah dengan keputusan suaminya itu. Walau ia tau
perasaan Gladis sebenarnya, tapi sayang dia tidak dapat berbuat apa-apa.
Kemudian Gladis
masuk ke kamarnya dengan lesu. Dia mulai membereskan semua pakaian dan barang
serta foto-foto dia bersama teman-temannya. Tapi Gladis mulai sadar bahwa
berlarut-larut dalam kesedihan tidak akan memecahkan masalah dan hanya akan
menambah beban. Lalu Gladis mulai bersemangat lagi, dia akan mencoba memulai hidup
barunya di India dan akan meninggalkan kota Bandung juga teman-teman
tercintanya. Toh, tunangannya masih lama jadi ia masih bisa bebas.
Pagi-pagi sekali
Gladis dan keluarganya meninggalkan kota kembang itu. Gladis hanya dapat
melambaikan tangan sewaktu di pesawat. Kini Gladis harus bisa menyesuaikan diri
di negara yang beda dengan adat istiadat yang berbeda pula.
Satu tahun telah
berlalu. Gladis menjalani hari-harinya dengan gembira. Kini Gladis telah lulus
SMA dan dia akan melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Untuk
mengisi liburan Gladis memutuskan pergi ke Mumbay. Sayangnya Gladis harus pergi
sendirian karena orang tuanya sibuk dengan urusan lain.
“Sudah siap semua,
Gladis?” Tanya mamanya, sebelum Gladis pergi ke Bombay.
“Sudah, mah.” Jawab
Gladis
“Gladis hati-hati
ya di sana! Ayah hanya berpesan supaya kamu tidak lupa akan hari pertunanganmu
setelah kamu pulang dari Mumbay dan satu lagi apabila kamu ditanya orang kamu
gunakan nama Priamita, karena kamu harus menyesuaikan diri!” kata ayah Gladis
panjang lebar
“Baik Ayah, Gladis
eh Priamita gak akan lupa semuanya.” Jawab Gladis meyakinkan ayahnya
“Ha…ha…ha…anak Ayah
memang pintar.” Kata ayahnya memuji
Tak lama kemudian
Gladis atau Priamita berpamitan kepada orang tuanya dan…
“Mumbay…I am coming.”
Teriak gembira Pria sewaktu keluar rumah.
Di dalam pesawat
Pria hanya bisa diam karena tidak ada teman untuk diajak bicara. Apa lagi
sebelahnya cowok. Tetapi cowok itu selalu memperhatikan Pria tanpa
sepengetahuannya.
“Hai… mau kemana?”
sapa cowok itu tiba-tiba
“Mumbay.” Jawaban
singkat namun pasti yang keluar dari mulut Pria
“Wah…sama donk, aku
juga mau kesana. Eh, ngomog-ngomong kamu kok bisa bahasa Indonesia, orang mana
sih? Dan nama kamu siapa?” Tanya cowok itu beruntut
“Tanya gak bisa
satu-satu apa?”emosi Pria mulai tampak
“Duh cantik-cantik
marahan! Aku Rach dari India, tapi aku dulu pernah tinggal beberapa bulan di
Indonesia jadi aku bisa bahasa Indonesia. Kalau kamu? Ucap cowok itu
“Sama.” Jawab Pria
dengan cuek
“Hah…sama! Oh…nama
kamu juga Rach!” sahut cowok itu sambil tertawa
Pria memasang muka
masam dan sebel pada cowok itu. Tiba-tiba Hp Pria berdering. Ternyata ayahnya
yang menelfon dan menanyakan keadaannya. Tanpa sadar Pria menggunakan
loudspeaker untuk berbicara. Sehingga cowok itu mengetahui pembicaraan Pria dan
ayahnya.
“Pria, gimana
keadaan kamu? Kamu baik-baik saja kan?” Tanya ayahnya dari jauh sana
“Baik-baik saja,
Yah.” Sahut Pria
“Ya udah, kalau
begitu Ayah jadi tenang. Yaudah hati-hati ya, putri kesayangan Ayah, Priamita!”
Kata ayah sambil munutup telfonnya.
Kini giliran cowok
itu yang membuka mulut lagi.
“Oooo…jadi Priamita
ya!” kata
cowok itu sambil tersenyum
“Eh, tapi Priamita
siapa ya? Jangan-jangan Priamita si judes!” lanjut cowok tersebut
“Priamita Gladis
Sanjay.” Jawab Pria singkat
“Oh…ada
kepanjangannya ya.”
Dengan jabat tangan
Rach memperkenalkan dirinya
“Rach Maholtra.”
Tapi sayang jabatan
tangan Rach tidak dibalas oleh Pria
“Rach dilawan… aku
akan dapetin kamu Pria, karena aku tau kamu bukan cewek sembarangan.” Kata Rach
dalam hati
Satu jam kemudian
mereka tiba di Mumbay. Lalu dengan cepat Pria keluar dari bandara dan mencari
hotel. Setelah mendapatkan hotel dan beres-beres, ia keluar dari kamar hotel.
Eh gak taunya Rach menginap di hotel yang sama dengannya, apalagi kamarnya
bersebelahan dengan Pria.
“Kamu!
Kamu ngapain disini?” Tanya Pria heran
“Ngikutin
kamu.” Jawab Rach datar
Di mana
Pria berada, disitu Rach juga ada. Akhirnya, Pria menyerah dan memutuskan
menjadi teman
Rach. Betapa bahagianya hati Rach. Usahanya selama 3 hari untuk membuka pintu
hati Pria menjadi teman Rach tidak sia-sia. Hari ke-4 di Mumbay, mereka berdua
jalan-jalan, bermain, dan bergurau bersama.
“Pria,
lihat! Aku bisa menembak tepat sasaran untuk dapetin boneka itu!” kata Rach
penuh semangat
“Oh ya,
coba aku ingin lihat!” tantang Pria
Sudah 99
kali tembakan Rach belum berhasil juga. Akhirnya Pria memutuskan untuk duduk di
bangku taman. Tapi Rach tidak mau menyerah, tembakan ke 100 pun dia belum
berhasil. Pemilik toko mainan itu hanya bisa mengelengkan kepala melihat Rach.
Tapi apa yang ia lakukan? Pemilik toko itu membawa boneka beruang yang
diinginkan Rach ke hadapan Rach.
“Nak, ambil
ini!” ucap si pemilik toko
“Emm…berapa
Pak harganya?” Tanya Rach
“Tidak
usah, Nak. Berikan ini pada gadis pujaanmu itu. Ayo cepat sana!” suruh si
pemilik toko
“Hah…yang
benar, Pak? Terima kasih ya.” Kata Rach bahagia
Kemudian
Rach pun berlari mendekati Pria dan memberikan boneka tersebut padanya.
“Cintaku,
lihat aku berhasil mendapatkan boneka ini!” kata Rach santai
“Bohong.”
Jawab Pria singkat
“Memang
iya.” Sahut Rach
Akhirnya
merekapun saling berkejar-kejaran dan sampailah di tepi kolam. Menurut orang
sana, bila kita melemparkan sebuah koin ke dalam kolam itu dan memohon sebuah permintaan,
jika koin itu bisa ditemukan oleh si pengambil koin, permintaan tersebut akan
terkabul. Pria tidak mau melewatkan kesempatan tersebut. Dia melempar koin ke
dalam kolam dan memohon sebuah permintaan dengan memejamkan matanya. Setelah
selesai, si pengambil koin mengatakan bahwa koinnya tidak dapat ditemukan. Pria
menjadi gelisah. Bagaimana tidak, sebenarnya Pria meminta supaya dia bisa
pulang ke India bersama Rach dan bertunangan dengannya. Tetapi koinnya tidak
ditemukan. Dia menjadi sangat gusar sekali.
Tiba-tiba
Rach melepaskan jaketnya dan “Byurr…” Rach terjun ke dalam kolam. Pria dan
orang-orang yang melihatnya terkejut. Beberapa saat kemudian Rach keluar dengan
membawa koin itu. Betapa bahagianya hati Pria. Sorak gembirapun terdengar dari pengunjung
yang lain. Waktu Rach memberikan koin itu pada Pria “Krik…” ada yang
memotretnya. Lalu sang cameramen memberikan foto itu pada Rach. Hari itu
sungguh sangat menyenangkan tapi sayangnya Pria harus pulang malam itu juga.
Akhirnya Rach mengantarkan Pria dengan mobil. Dalam perjalanan pulang Rach dan
Pria hanya diam. Mereka tidak tau apa yang harus dibicarakan. Paginya mereka
berdua sampai di rumah Pria.
“Pria,
kenapa kamu harus pergi? Kamu kan tau kalau aku sangat mencintai kamu.” Tanya
Rach terus terang
“Rach,
aku harus tunangan. Maaf. Oh ya foto itu kamu saja yang bawa!” ucap Pria
“Tidak,
kamu saja!” kata Rach lagi
“Tidak,
kamu saja!” bantah Pria
Akhirnya
Rach merobek foto itu menjadi 2 bagian dan menyerahkan foto dirinya kepada Pria
dan dia sendiri membawa foto Pria.
“Pria,
bila hatimu terbuka untukku, datanglah padaku aku akan selalu menunggumu!” kata
Rach kemudian
Tiba-tiba
Pria dipanggil masuk oleh mamanya dan Pria masuk dengan hanya bisa memandangi
Rach sambil berjalan. Besuk adalah hari pertunangan Pria. Rach tetap menanti di
depan rumah Pria sampai Pria membuka pintu hatinya. Di dalam sana Pria hanya
bisa menangis.
Sewaktu
Chrisna datang dan acara segera dimulai Pria hanya diam saja. Akhirnya Pria
memberanikan diri berterus terang bahwa dia menyukai Rach kepada ayah dan
mamanya serta Chrisna. Chrisna pun mengerti dan merelakan Pria. Tapi ada satu
kendalanya yaitu ayahnya. 15 menit pun telah berlalu. Hati ayahnya telah luluh.
Akhirnya…
“Pergilah,
Nak! Temui kekasihmu itu!” kata ayahnya kemudian
Mendengar
itu semua Pria menagis bahagia. Pria hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada
semuanya karena mama Pria juga sudah setuju. Akhirnya Pria berlari ke luar
rumah dan menemui Rach. Mereka berdua menagis bahagia. Ternyata permintaan Pria
di Mumbay benar-benar dikabulkan oleh Tuhan. Kemudian Rach dan Pria berteriak
bersama-sama untuk mengatakan……
“LOVELY
MUMBAY.”
Komentar
Posting Komentar