contoh cerpen persahabatan
Surat Si Penasihat
“Yes! Aku
mendapatkannya lagi. Nilai fisikaku A dan tidak hanya itu, pada daftar nilai
hanya aku yang mendapatkan nilai A.” gumamku di hati
Semua
teman-teman menyambutkku dan berjabatan denganku.
“ Hebat
Keyllen! Horey! Ucap teman-temanku
Aku
girang dan pulang dengan riang untuk menceritakan pada mamaku.
Untuk
anak yang bernama Keyllen:
Dasar
sombong, keras kepala.
|
Astaga
apa-apaan ini. Aku tercengang dengan kejutan itu dan memikirkan siapa yang
mengirimkan surat itu. Surat dengan sampul biru di mejaku pagi itu. Tidak ada
nama penggirimnya dan ditulis menggunakan computer.
Aku tidak dapat
menemukan siapa yang berani mengirim surat tersebut kepadaku. Tapi yang lebih
menyakitkan isi surat itu. Apakah penggirim surat tersebut ingin mengganggu
kebahagiaan hidupku? Hmm…mungkin dia cemburu karena aku mendapatkan nilai A. Aku
mencoba mengabaikan surat tersebut.
“ Semakin tinggi
pohon semakin kencang pula angin yang menerpanya. Betul…!” ucapku dalam hati.
™™™™™™
Aku melihat surat
lain di mejaku pagi ini. Masih dengan amplop biru dan tanpa nama.
Untuk
anak yang bernama Keyllen:
Allah
menggangkat derajat manusia dengan pengetahuan, tetapi Allah mengutuk orang
berilmu yang menyembunyikan ilmunya.
|
Dengan kata lain,
hal ini menggingatkanku pada kejadian kemarin. Beberapa temanku datang dan
bertanya tentang cara efektif untuk mengerjakannya. Memang, hal itu menuntut
ingatan kuat, konsentrasi, kerja keras, dan lain sebagainya. Tapi, aku
memperoleh nilai A karena aku memiliki teknik. Dengan kata lain hal tersebut
menghentikannku untuk menceritakannya. Aku hanya menjawab
“Hmm…tidak ada yang
special, aku hanya membaca dan menghafalkannya.”
Sejujurnya aku
menyesal. Aku tidak ingin mereka mendapatkan nilai bagus seperti yang aku
dapatkan.
Aku jadi ingin
mengetahui siapa pengirim surat itu kepadaku, bagaimana dia tau semua yang
terjadi kepadaku, apakah mungkin pengirimnya adalah salah satu temanku, tapi
siapa? Entahlah akupun tak tau.
♯♯♯♯♯♯♯
Aku akan memberikan
presentasi tentang karya ilmiah yang aku buat hari ini. Aku rasa aku akan
menjadi yang terbaik. Para guru dan teman-temanku terpaku dan puas melihat
presentasiku. Tentu saja aku berfikir yang terbaik, tapi tak lama kemudian aku
menemukan amplop biru lagi.
Untuk anak yang bernama Keyllen:
Jangan takabur Keyllen.
|
Aku lelah dengan
ini. Pengirim surat tersebut seperti bayang-bayangku, dia selalu mengikutiku
setiap saat aku pergi, dan yang lebih buruk dia tau banyak hal tentang aku.
Bagaimana cara dia?
Surat itu
menggangguku. Siapa sebenarnya yang menggirim surat itu? Aku memutar-mutar
otakku tapi masih tak dapat menemukan jawabannya. Aku tak dapat menahan semua
ini. Aku ingin menceritakan kepada seseorang tentang ini. Greilina…ya Greilina
adalah nama pertama yang terlintas dibenakku. Dia memahamiku dan mengetahui
siapa saja orang yang tidak care dengan
apa yang aku miliki. Dia adalah sahabat terbaikku, sejak bertemu di kelas 5 SD
hingga sekarang kami berada di SMP yang sama. Emm… mungkin takdir ya!
“Keyllen ku.”
Perempuan yang selalu berkata dengan sangat lembut. Aku menceritakan semua
padanya.
“Bagaimana kalau
kamu mengambil pelajaran dari surat itu? daripada kamu mencoba untuk menemukan
penggirimnya. Kan hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga. Penggirim surat itu
mencoba dengan cara yang terbaik dengan tidak mencantumkan namanya supaya kamu
mempertimbangkan tentunya.” Saran Greilina
“Ya kamu benar.”
Ucapku sambil menarik nafas panjang
Lalu aku
melanjutkan perkataanku
“Mungkin ini
peringgatan dari Allah supaya aku tidak terperangkap oleh kesombongan.
Kenyataan yang terjadi aku menggunakan caraku dan itu semua aku yakin dari
Allah. Allah Maha Pemberi dan aku hanya hamba-Nya. Benarkan aku Greilina?”
Sambil tersenyum
manis Greilina berkata
“Kamu tau itu yang
terbaik.”
Aku mempunyai tugas
membuat laporan dan aku harus menyerahkan hasilnya besuk pagi. Jadi, hari ini
aku harus mencari pinjaman computer sebab komputerku dibawa kakak. Pada
saat-saat seperti ini langgananku ya pinjam kerumah Greilina. Sebab rumahnya
tak terlalu jauh dari rumahku. Ketika aku telah sampai di rumahnya ternyata dia
tidak ada dirumah. Tapi ibunya mengizinkanku untuk menggunakan computernya
karena beliau sudah sangat mengenalku dengan baik, itu karena aku sangat sering
pergi ke sini. Segera aku menuju ke kamar Greilina, tapi di meja dekat computer
tersebut aku menemukan amplop biru. Aku mengernyitkan kening
“Ini…? Oh tidak…!
Ini model amplop biasa. Seribu orang punya amplop ini.” Ucapku
Lalu aku
meninggalkan tempat tersebut dan menepis semua kecurigaanku.
Segera aku
menghidupkan computer. Aku ingin mendapatkan file baru akan tetapi aku
melakukan kesalahan dengan meng-clik mouse pada posisi kursor yang salah. Satu
file Greilina terbuka. Menatap file yang ada di monitor membuat aku membeku.
Untuk anak yang
bernama Keyllen:
Dasar sombong, besar
kepala.
“Ah… tidak.” Ucapku
sambil membersitkan kenangan tentang kata-kata itu. Kemudian ku tekan tombol
page down. Aku membuka file baru dan kutulis
Untuk anak yang
bernama Keyllen:
Jadi ini kamu….Greilina.
“Terima kasih ya!
Kau memang sahabat terbaikku. Aku mencintaimu Greilina. Aku simpan filemu dalam
hatiku.” Ucapku sambil menutup file tersebut.
Hal yang
tak pernah aku sangka ternyata penggirim surat tersebut adalah Greilina.
Komentar
Posting Komentar