contoh cerpen kenangan



Simfony Masa Lalu
  D

ick, saat ini aku tidak bisa tidur. Tiba-tiba saja aku teringat dan kangen sama kamu. Yang bisa aku lakukan hanya mengingat masa lalu kita. Aku masih ingat Dick, saat pertemuan kita pertama kali. Jujur saja saat itu aku sebel banget sama kamu.
            Waktu itu pertama aku pindah sekolah ke kota Magetan ini. Aku masuk di salah satu SMP favorit di kota ini. Ketika baru beberapa langkah kakiku melangkah masuk gerbang sekolah, tiba-tiba saja ada yang menabrakku dari belakang hingga aku jatuh tersungkur.
            “Bruuk……aduh!” teriakku menahan sakit yang aku rasakan nyeri dilututku karena terbentur lantai.
            Spontan anak-anak yang lain melihat kearahku dan tertawa. Malu dan sakit yang terasa saat itu jadi satu. Ternyata yang menabrakku tadi jatuh tersungkur juga. Sekilas aku melihat dia menyeringai kesakitan.
            “Gimana sih kamu, kalau jalan pakai mata dong.” Teriakku pada anak yang menabrakku.
            “ Eh, kamu anak baru ya, kamu belum tau siapa aku ? berani-beraninya membentakku.” Jawabnya agak tersinggung mendengar kata-kataku tadi.
            “ Emangnya siapa kamu, sudah salah tidak mau minta maaf malah marah-marah, emangnya kamu jagoan apa?” jawabku tidak mau kalah.
            Anak tadi kelihatannya sanggat tersinggung dengan kata-kataku barusan. Untung sajabel masuk segera berbunyi kalau tidak mungkin kami sudah berkelahi. Walaupun aku cewek, aku juga jago karate. Aku juga tidak takut pada anak yang menabrakku tadi meski dia seorang cowok. Dan ternyata dia satu kelas denganku.
♫♫♫♫♫
            Saat bel istirahat berbunyi aku dan teman baruku hendak pergi ke kantin.
            “ Hei, anak baru!” panggilnya ketika aku mau ke kantin.
            Dia anak yang menabrakku tadi pagi. Kemudian ia melangkah menghampiriku. Anak itu hanya diam dan memandangiku dari atas hingga bawah. Aku dibuat risih olehnya dan aku makin kesal melihat tingkahnya.
            “ Mau apa?” sahutku ketus. Eh tu cowok malah tersenyum.
            “Selamat datang di sekolah kami.” Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
            Kali ini aku yang melonggo. Aku sedikit ragu membalas jabatan tangannya. Tapi akhirnya aku terima juga.
“Dickva Putra Atmaja.” Terusnya memperkenalkan diri.
“ Xsilia Amreika Vallensia.” Sahutku.
“ Udah tau, tadi kamu kan udah ngomong di kelas.” Ucapnya sambil tersenyum.
            “ Oh iya ya aku kok jadi pikun gini sih.” Ucapku. Lalu kita berdua pun tertawa.
Itulah awal perkenalan kita Dick. Ternyata kamu tidak menyebalkan seperti yang aku kira. Aku baru sadar Dick, kamu cowok yang manis dan humoris. Kamu tidak malu untuk minta maaf saat kau menabrakku.
            Seiring berjalannya waktu kita menjadi akrab Dick. Dimana ada kamu pasti disitu ada aku dan sebaliknya. Sampai-sampai Kimi, cewekmu cemburu dan melabrakku.
            “ Eh Xsil, kamu ada hubungan apa sih sama Dickva?” ucapnya ketus.
            “ Kamu tau kan Kim kalau aku dan Dickva hanya bersahabat.” Belaku karna aku merasa tidak bersalah.
            “ Alah jangan bohong kamu Xsil, kamu ingin merebut Dickva dari aku kan? Aku beri tau ya Xsil kamu gak akan bisa.” Ujarnya sambil melangkah pergi.
            Sedangkan aku hanya diam. Aku binggung. Tapi aku tetap merasa tidak bersalah. Aku masih ingat reaksimu saat mendengar berita itu. Kamu marah. Kamu terus-terusan nyalahin Kimi. Kamu tau Dick?. Aku baru merasa bersalah kepada Kimi saat kalian berdua bertengkar dan akhir-akhirnya kamu putus dengan Kimi.
            “ Aku tidak memutuskan hubunganku dengan Kimi karena kamu, Xsil. Tapi memang diantara kami sudah tidak ada kecocokan lagi.” Katamu saat itu Dick.
            Aku agak sedikit lega mendengarnya. Tapi Dick, kau tau sakit dan perihnya hatiku saat seisi sekolah termasuk Kimi mengucilkanku. Karena mereka menuduhku telah merusak hubungan kalian. Tapi kamu membesarkan hatiku dengan selalu menghiburku. Kau menyuruhku menutup telinga atas omongan mereka. Dan hasilnya aku bisa semangat lagi. Dan sikap mereka terhadapku bisa berubah sedikit demi sedikit termasuk Kimi. Sejak saat itu aku makin dekat denganmu. Kau selalu mengantar jemputku saat ke sekolah. Dan aku masih ingat saat aku berkelahi dengan anak SMP lain, gara-gara mereka menggodaku. Kau ikut-ikutan babak belur gara-gara membelaku. Walaupun saat itu seluruh badanku terasa sakit, tapi dalam hati aku bahagia. Entah karna apa aku tak tau.
“ Gila, cewek tomboy macam kamu masih ada yang nggodain.” Komentarmu saat itu tapi aku hanya sewot saja mendengarnya.
            “ Tapi kasihan mereka.” Lanjutmu.
“ Memangnya kenapa mereka kau kasihani?” tanyaku.
“ Karena mereka tidak tau kalau cewek yang mereka goda pandai karate jadi mereka babak belur deh, seperti kita.” Jawabmu menggodaku.
Cubitanku pun mendarat di pinggangmu dan kau menjerit kesakitan yang tentu saja kau sedang pura-pura.
Saat-saat itu begitu indah bagiku Dick. Tanpa ku sadari benih-benih itupun telah tumbuh bersemi di hatiku. Aku tidak tau mengapa ini bisa terjadi. Aku tak tau. Yang pasti aku bahagia dan merasa tenang disampingmu. Hari demi hari ku lalui penuh bahagia bersamamu Dick. Walaupun diantara kita tidak pernah ada kata cinta. Dan aku juga tidak tau apakah kau merasakan hal yang sama. Hingga tiba hari itu, hari yang merupakan awal penderitaan dalam hidupku. Malam itu kau begitu tampan Dick, saat datang kerumahku. Aku lihat kau lebih banyak diam.
“ Xsil, besuk aku dan teman-teman akan pergi ke puncak gunung Lawu.” Ucapmu datar tanpa eksprei. Saat itu aku tak tau mengapa aku takut kehilanganmu, Dick.
“ Berapa hari Dick? Tentunya kamu cepat pulang kan?” tanyaku
“ Paling Cuma 1 atau 2 hari, memangnya kamu mau ikut?” sahutmu
“ Enggak aku lagi males, aku Cuma ingin kau hati-hati Dick. Sebenarnya aku nggak ingin kau pergi. Aku takut.” Ujarku sambil menahan gejolak di dada. Sedangkan kau hanya tersenyum penuh arti.
“ Aku pasti akan kembali untukmu Xsil.” Katamu saat kau pamit ingin pulang.
Entah perasaan apa yang ada pada hatiku saat itu. Yang pasti aku sangat takut kehilanganmu.
Ternyata kekhawatiranku benar. Satu hari setelah kepergianmu aku menerima kabar dari Marko, temanmu. Kabar yang membuat hatiku luluh lantah, hancur berkeping-keping. Kau hilang Dick. Kau jatuh ke jurang saat kau akan menolang temanmu yang terpeleset. Kau jahat Dick kau meninggalkan aku. Kau tak penuhi janjimu padaku. Selama seminggu Tim SAR dan teman-teman pendaki mengadakan pencaharian. Aku pun tak mau berpangku tangan. Aku ikut mencarimu. Tapi semua sia-sia, kami hanya menemukan ranselmu yang tersangkut di pohon dasar jurang. Dan aku menemukan diarymu di dalamnya. Hatiku makin perih saat melihat tulisanmu yang terakhir:
“ Aku baru menyadari ternyata aku sangat mencintai Xsilia. Aku berjanji akan mengatakan perasaanku ini padanya saat aku pulang nanti.”
Itulah tulisan lembar terakhir diarymu Dick. Hatiku pedih sekali saat mengetahui perasaanmu padaku,tapi kini kau hilang entah dimana. Hingga 2 minggu kau tak ditemukan dan telah dinyatakan meninggal. Kau tak menepati janjimu.
“Kuburlah masa lalu kita sebagai sebuah kenangan dan pelajaran. Serta bangkitlah untuk masa depan kita yang lebih ceria dan cemerlang.”
            Tapi semua kenangan itu satu tahun yang lalu. Sampai kini kau belum kembali apa benar kau telah meninggal, Dick?Aku telah kehilanganmu. Aku telah kehilangan sahabat terbaik sekaligus cinta pertamaku, yaitu kamu Dickva. Aku berjanji akan menyimpan baik-baik diarymu sebagai penggantimu.
            Dan kini aku telah lulus dengan nilai yang bagus. Jika kau masih ada kau pasti bahaga karna kita lulus bersama. Tapi sayang kau tak bisa menikmati kebahagiaanku ini. Tapi aku yakin kau pasti tersenyum di atas sana Dick, bersama bintang-bintang itu.
            Bintang tolong sampaikan kalau aku di sini sangat merindukan Dickva. Aku ingin kau hadir dalam mimpiku malam ini Dick. Selamat malam Dickva Putra Atmaja aku kangen kamu. Terima kasih telah mengisi hari-hariku dan menjadi bagian dari hidupku.
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Novel Sorry I Love You karya Fanny Salma

Sinopsis Novel Rasa Ini karya Ari Keling

Sinopsis Novel Chat, Love, and Danny Karya Kristina Erika